Materi & Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Setiap orangtua mengharapkan dalam masa tumbuh kembang anak, buah hati yang mereka sayangi mendapatkan pembelajaran dan wawasan dalam persiapan menghadapi pendidikan formal, nonformal, dan informal. Tapi tidak semua orangtua memahami bagaimana cara mempersiapkan itu semua. Untuk itu, pendidikan anak usia dini (PAUD) sangatlah penting. Mengapa demikian?
Kami akan menerangkannya pada ibu dan bapak sekalian. Mulai dari menceritakan sejarah PAUD, menjelaskan pengertian PAUD, sampai dengan memberikan materi-materi pendidikan anak usia dini yang dapat bapak dan ibu terapkan di rumah.
Daftar Isi:
Sejarah Pendidikan Anak Usia Dini
Jerman memang sudah sejak lama diperhitungkan sebagai negara dengan pendidikan terbaik di dunia. Banyak orang-orang pintar, ahli, dan ilmuwan yang lahir dari negeri Panzer tersebut. Tidak heran jika asal usul pendidikan anak usia dini datang dari negeri ini.
Pada tahun 1840, Friedrich Wilhelm August Frobel di kota Blankerburg mendirikan lembaga yang bernama Kindergarten. Sekedar informasi untuk Anda, Kindergarten adalah penggabungan dua kata Kinder dan Garten. Kinder artinya Anak, dan Garten artinya Taman. Lembaga ini dengan cepat berkembang di Eropa. Contohnya negara Italia yang ikut mendirikan lembaga yang sama dengan nama Casa dei Bambini yang dipelopori oleh seorang dokter.
Di Indonesia sendiri, PAUD mulai didirikan pada tahun 1919 oleh persatuan wanita Aisyiyah dengan nama Bustanul Athfal di Yogyakarta. Kurikulum dan materi pendidik di PAUD ini mengedepankan sikap nasionalisme dan nilai-nilai agama. Pada tahun 1922, Ki Hadjar Dewantara yang tercatat sebagai pahlawan pendidikan mendirikan Kindertuin, atau Taman Lare, atau Taman Anak. Pada tahun 1950, melalui UU No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah, TK secara resmi diakui sebagai sistem pendidikan nasional.
Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pada hakikatnya, pendidikan anak usia dini memiliki pengertian untuk memberikan pemahaman tentang agama dan moral, meningkatkan fisik, motorik, kognitif, bahasa, emosi, dan sosial. Tujuannya adalah untuk membentuk anak Indonesia yang lebih berkualitas, dalam arti anak yang siap untuk menempuh pendidikan dasar dan menghadapi masa dewasa nanti.
Bagaimana memberikan edukasi itu semua adalah dengan sebuah rangsangan untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani si anak. Rentang anak usia dini menurut UU Sisdiknas No. 20/2003 Pasal 28 Ayat 1 antara 0 sampai dengan usia 6 tahun.
Kategori ruang lingkup PAUD:
- Bayi, 0 sampai dengan usia 1 tahun
- Balita, 2 sampai dengan usia 3 tahun
- Kelompok Bermain, 3 sampai dengan usia 6 tahun
Materi Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini tidak hanya diajarkan oleh guru, orangtua di rumah juga memiliki tanggung jawab untuk memenuhi dasar pendidikan anak ini. Tidak selamanya tentang belajar dan belajar, bapak dan ibu juga dapat memberikan edukasi sembari anak bermain di rumah, sebelum anak tidur, dan saat-saat di rumah lainnya. Tujuannya agar si anak tidak merasa bosan dan jenuh.
Jika bapak dan ibu tidak memahami materi-materi apa saja yang tepat untuk diajarkan ke anak antara usia 0 sampai dengan 6 tahun, berikut ini kami sajikan bahan pembelajaran yang dapat bapak dan ibu olah di rumah:
1. Belajar Huruf dan Angka
Pembelajaran pertama yang dapat bapak dan ibu ajarkan di rumah adalah dengan memperkenalkan Huruf dan Angka. Ini menjadi dasar agar nantinya anak dapat menulis dan membaca. Di mulai dari huruf A sampai dengan Z, 1 sampai dengan 100. Jangan lupa juga untuk memberikan edukasi ke anak tentang penggunaan huruf besar dan kecil.
Setelah anak sudah dapat menulis huruf abjad yang berjumlah 26, dan angka sampai dengan 100, saatnya ibu dan bapak memberikan pelajaran untuk menuliskan nama dan berhitung. Di mulai dari menuliskan nama sang anak, hingga belajar berhitung 1 + 1 =, dan seterusnya …
2. Menggambar dan Mewarnai
Ini pembelajaran yang sangat menyenangkan untuk anak. Mereka akan dengan senang hati menggambar apa yang bapak dan ibu “perintahkan”. Cara sederhana memberikan edukasi ini adalah dengan mulai menggambar bentuk-bentuk, contohnya lingkaran, persegi, dan kotak. Lalu minta sang anak untuk mewarnai setiap gambar yang sudah ia kerjakan.
Bapak dan ibu dapat berimajinasi di pembelajaran ini. Misalnya, ketika anak menggambar lingkaran, coba minta ia untuk mewarnai sesuai dengan warna telur. Begitu juga dengan gambar-gambar lain. Tujuannya adalah agar si anak juga mulai mengenal warna.
3. Mengenal Objek
Cara ini dapat bapak dan ibu mulai ketika anak memegang sesuatu benda. Misalnya ketika ia sedang memegang gelas, sembari menunjuk ke arah gelas, bapak dan ibu dapat mengucapkan kata “gelassssss”. Ini akan secara langsung diterima oleh otak anak dan merekamnya. Lakukan secara berulang-ulang, termasuk untuk objek-objek lain di rumah.
Sangat melelahkan memang, tapi untuk tujuan agar anak cepat memahami dan mengerti sama seperti kita, mengapa tidak? Bapak dan ibu harus dengan sabar melakukan ini semua dan mulai membiasakan diri untuk itu. Bapak dan ibu juga dapat membeli kebutuhan ini di toko-toko permainan anak, agar lebih mempermudah pekerjaan bapak dan ibu sekalian.
4. Bermain dan Belajar
Bagaimana mengkolaborasikan kedua hal ini? Cara cukup sederhana, bapak dan ibu dapat meminta anak untuk mencocokan gambar atau warna dari contoh yang telah bapak dan ibu persiapkan. Misalnya, gambar sebuah pelangi. Berikan anak 3 buah warna yang identik dengan pelangi. Jangan lupa juga untuk menunjukkan gambar pelangi terlebih dahulu kepada sang buah hati. Lalu biarkan ia mencocokan dan mengurutkan warna sesuai dengan warna-warna pelangi yang ia lihat.
Untuk tahap yang lebih rumit, bapak dan ibu dapat membelikan anak permainan puzzle yang banyak tersedia di toko permainan anak. Jangan lupa juga untuk selalu mendampingi ia pada saat menyelesaikan tantangan yang bapak dan ibu berikan. Jika si anak mulai merasa kesulitan, bantu ia menemukan warna yang tepat.
Pentingkah Pendidikan Anak Usia Dini?
Kami ingin sedikit berkomentar mengenai pro dan kontra untuk pendidikan anak usia dini yang berkembang akhir-akhir ini. Sebagian orang berpendapat pendidik anak usia dini sama dengan mengeksploitasi anak, ada lagi yang berpendapat pendidikan ini tidak penting. Kami tidak dapat menyebutkan pihak yang berpendapat demikian, tapi melalui media yang kami baca, orang tersebut merupakan dokter spesialis anak.
Lalu apa pendapat kami mengenai tanggapan dokter tersebut? Jika melihat sejarah dan pengertian sampai dengan materi-materi yang ada di PAUD itu sendiri seperti penjabaran kami di atas, tidak ada yang salah dari pendidikan anak usia dini, hanya saja dalam proses pembelajaran, anak tidak boleh di kekang, di tekan, dan hal-hal yang bersifat membuat sang anak tidak nyaman. biarkan ia tumbuh dan berkembang selayaknya dan sewajarnya. Hanya itu saja. Semua kembali kepada penilaian Anda sebagai orangtua.